Paginya Nia dan Sari bersikap biasa, seperti tak terjadi apa-apa semalam. Mereka memang seperti itu. Bagaikan kucing dan tikus, tapi tanpa mereka sadari mereka saling sayang menyayangi. Ida menyalami Musri dan Nur saat akan pergi bekerja, Eva juga melakukan hal yang sama. Semalam, Aris mengirimkan pesan, kalau ibunya akan datang hari ini untuk berkenalan dengannya. Eva bahkan mengenakan pakaian terbaik kali ini. Ia dan Ida sama-sama menyetop ojek untuk berangkat bekerja, lalu mereka ke tujuan masing-masing.
Padahal bertemunya nanti saat makan siang, tapi ia bahkan tak bisa mengontrol degup jantungnya sejak sekarang. Ia beberapa kali merapikan kuncir rambutnya dan merapikan rambutnya. Ketemu masih nanti siang, tapi grogi sudah melanda. Sampai di kantor ia membayar ongkos ojek, lalu masuk ke kantornya.
"Selamat pagi, Eva."
"Hei, pagi, Za."
"Rapi banget dan cantik banget hari ini. Ada apa nih?"
"Nggak ada apa-apa, Za."
"Beneran?"
"Iya!" Eva meyakinkan, lalu tersenyum.