Ida menghetikan sikapnya saat mendengar suara Ibunya. Leo tersenyum, lalu melambaikan tangannya.
"Hai, Ibu!"
Ida kembali menatap laki-laki itu sambil melotot, lalu Leo menurunkan tangannya. Menit berikutnya Leo sudah duduk di ruang tamu. Ida berada di dapur untuk membuatkan minum. Hatinya gelisah karena Leo ngobrol bersama ibunya berdua. Tidak berapa lama terdengar suara bapaknya ikut bergabung di depan. Ida memejamkan matanya khawatir kalau Leo akan membuat ulah.
"Nama kamu siapa, Nak?" tanya Mursi.
"Saya Leo, Pak."
"Oh, temennnya Ida."
"Iya, kami berteman, Pak, tapi ... saya berniat serius dengan Ida."
Musri saling bertatapan dengan istrinya.
"Baru beberapa hari yang lalu ada yang datang dan bilang kalau dia serius dengan anak kami Eva, sekarang kamu juga mengatakan hal yang sama. Bagaimana ini? Apa kalian kami nikahkan saja serempak? Hahaha." Leo ikut tersenyum mendengar kata-kata Musri.
