Ida duduk berhadapan dengan ibunya. Ia berniat menceritakan soal Leo pada wanita yang melahirkannya itu. Setiap kali Leo menawarkan tumpungan untuk pulang Ida menolak. Ia belum bicara dengan kedua orang tuanya sehingga tidak berani mengambil keputusan sendiri. Apalagi kepalanya kini sudah tertutup hijab, sehingga ia harus lebih bisa menjaga diri supaya tidak menjadi buah bibir tetangga di sekitar.
"Kenapa, kok dari tadi diem aja?"
"Bu ... bagaimana kalau Ida ... "
Kata-katanya terjeda, Ida masih ragu mengungkapkan perasaannya dan keinginannya pada ibunya.
"Nggak apa-apa, bilang saja. Kalau Ida kenapa? Apa ini mengenai laki-laki itu, Nak."
"Iya, Bu."
"Kenapa, apa dia masih mengganggu kamu?"