Malam itu Ida seperti gelisah. Bukan tanpa alasan. Gadis itu masih memikirkan kata-kata Ali saat ia bekerja siang tadi. Ida tidak langsung menjawab saat Ali mengajaknya berpacaran. Ia hanya diam, kemudian pergi dari sana tanpa kejelasan yang membuat Ali bertanya-tanya. Saat makan malam bersama-sama, Ida masih saja diam, ia mengaduk-aduk nasinya. Melihat itu ibu dan bapaknya keheranan.
"Kenapa nggak dimakan nasihnya, Nak?" tanya Nur.
Ketiga saudaranya juga menatapnya, menunggu jawaban.
"Belum lapar, Bu."
"Belum lapar atau kamu sedang menghadapi sesuatu?"
Ida melirik adik-adiknya, lalu menggelengkan kepala. Nur mengangguk mengerti, sedangkan Musri hanya menyimak tanpa ikut bertanya. Selesai makan malam, Sari sibuk mengerjakan PR-nya, sedangkan Eva tertidur dan Nia membabaca buku. Ida gelisah. Ia beberapa kali mengubah posisi tidurnya. Kadang miring ke kanan, kadang ke kiri, kadang terlentang, bahkan tengkurap yang membuat Nia keheranan.
