"Kamu apa kabar?"
Wulan ke rumah tahanan untuk menjenguk anaknya, Hamzah. Hatinya terasa tercabik-cabik melihat anaknya terkurung seperti ini. Tubuhnya putranya terlihat lebih kurus, tapi bersih.
"Baik, Bu."
"Nak, jangan lupa sholat. Makannya jangan terlambat dan patuhlah di dalam sana, jangan buat masalah, supaya kamu tidak diusik orang-orang."
"Iya, Bu."
"Ibu akan rajin menjengukmu.Kamu tenang saja, ibu akan setia menunggumu pulang. Nanti, kalau kamu sudah keluar dari sini. Ibu akan masakkan makanan kesukaan kamu, ya!"
Hamzah diam saja. Kepalanya tertunduk. Padahal jauh di dalam lubuk hati, ia ingin memeluk ibunya dan meminta maaf atas apa yang sudah terjadi, tapi ia tak kuasa sehingga hanya memilih diam. Wulan mengusap kepala anaknya dengan penuh kasih sayang, lalu mencium kening sebelum pulang ke rumah.
"Ingat pesan Ibu?"
"Ingat, Bu."
"Ya sudah, waktu kunjungan sudah habis. Ibu harus pulang. Jaga diri kamu baik-baik."