Sore itu aku sedang duduk di halaman samping rumah bersama Mbak Eva. Saudaraku nomor dua dari tiga bersaudara itu sedang asik mencabuti rumput yang ada di sekitaran bunga-bunga di pinggiran taman. Mbak Eva dan Mbak Nia memang paling rajin di rumah ini. Mbak Ida yang sedang-sedang saja, sedangkan aku ... sepertinya sedikit sungkan. Mbak Nia akan berteriak jika aku tidak melakukan apa-apa sehari saja. Apalagi jika melihatku bersantai sedikit saja, dia paling tidak suka. Pasti ada saja hal yang dimintanya untuk kulakukan.
Aku menatap Mbak Eva yang terlihat bahagia mencabuti rumput-rumput kecil yang mengganggu tanamannya. Kadang aku berpikir, mengapa aku tidak bisa seperti mereka? Padahal kami lahir dari rahim yang sama, mengapa aku sendiri yang berbeda. Dari segi fisik, aku juga paling jangkung diantara yang lainnya. Juga paling kurus, sudah seperti orang-orangan sawah kalau pake baju lebar.
"Kenapa sih lihat-lihat mulu? Awas nanti naksir," kata Mbak Eva tanpa menoleh ke arahku.
