Kini Sari dan Romi saling berhadapan. Gadis itu masih memegang kotak sampah di tangannya. Sejak keluarganya terkena musibah, Sari memang lebih pendiam dan enggan bicara dengan siapa saja. Setelah kepulangan sang ayah, kini pikirannya lebih tenang. Sudah beberapa kali ketemu Romi, gadis beralis tebal itu bersikap tak acuh, bahkan terkesan sombong. Romi sampai bingung mengapa Sari bersikap demikian.
"Ganggu nggak?"
"Nggak, Kak."
"Ehh .... "
Suara bel terdengar nyaring, tandanya pelajaran akan segera dimulai. Romi yang baru saja akan mengatakan sesuatu, tertunda karena Sari buru-buru pamit ke kelas.
"Kak, maaf. Udah masuk, nanti aja, ya!"
"Oh, oke."