Tanpa ia sadari, Roma duduk di sebuah tangga yang tak jauh darinya. Roma hanya memperhatikan tanpa berniat mendekat. Ia hanya ingin memastikan kalau Sari aman tanpa gangguan orang lain. Pria itu hanya diam seraya menatap seorang gadis yang menangis pilu. Roma juga tidak tahu pasti yang membuat gadis itu menangis sedemikian rupa. Puas menangis, Sari menghapus air matanya dengan kedua punggung tangan. Ia berdiri, merapikan rambut dan pakaiannya, lalu berbalik hendak kembali ke tenda. Tapi langkahnya yang awalnya tergesa-gesa jadi melambat saat mengetahui ternyata ada orang lain yang mengawasinya sejak tadi. Hingga langkah kaki itu berhenti tepat di depan Roma yang sedang duduk mematung di tangga.
"Kakak, sejak kapan di sini?"
"Sejak tadi. Sudah lega?" Sari diam saja, ia menghapus jejak air mata di bawah matanya. "Kalau sudah tidurlah. Ini sudah pukul 23.30, hampir tengah malam. Nanti malam ada renungan jam 2 dini hari. Jangan sampai kelelahan."