Sari menunggu Angga pergi dari balik pintu. Laki-laki itu diam sejenak, lalu melangkah ke arah sepeda motornya yang berada di bawah tiang listrik di depan rumah Sari. Angga menghidupkan mesin sepeda motornya, lalu pergi dari sana. Mengetahui Angga sudah pergi baru Sari masuk ke kamar.
"Cie yang diapelin!" goda Nia.
"Jangan bilang itu pacarmu, Dek," sambung Ida.
Eva memilih diam saja. Ia sudah memejamkan mata bersiap istirahat setelah seharian membantu menjaga warung ibunya. Sari memilih diam, duduk di kursi meja belajar, lalu mengerjakan pekerjaan rumahnya.