"Kak Angga ada-ada aja. Bidadari turun dari angkot, ya?" Ia tersenyum, lalu menyodorkan makanan yang ada di tangannya untukku.
"Ambillah, ini untukmu."
"Loh, tapi tadi Kak Angga bilang untuk makan siang?"
"Aku bisa beli lagi."
"Bener nih?" tanyaku meyakinkannya sekali lagi. Ia mengangguk pasti, barulah aku mengambilnya."Makasih, Kak."
"Sama-sama. "
Siang itu, Kak Angga menemaniku bercerita banyak hal. Sebenarnya ia ingin mengantar pulang, tapi aku menolak karena takut ibu dan bapak berpikir hal yang bukan-bukan. Untungnya setiap kali Kak Romi mengantar, aku hanya kepergok saudara-saudara di rumah, bukan ibu dan bapak.
"Sar, Kakak pengen ngajak kamu jalan sekali saja, sebelum Kakak dipindahkan ke aceh."
"Oh, kakak mau dipindah tugaskan ke aceh?"
"Iya. Kalau boleh, Kakak mau ngajak kamu jalan seharian."
"Mana bisa seharian, pasti kena marah ibu sama bapak."
"Jadi bolehnya berapa lama? Setengah hari gimana?"
"Masih nggak boleh, Kak."