Bagaimana bisa Kak Romi bisa berpikir kalau Kak Roma menyukaiku. Jangan sampai kalau ia berpikir kalau aku juga menyukai Kak Roma balik. Rasanya ingin kukatakan saja kalau sebenarnya yang sangat aku suka itu dia. Kami berjalan beriringan keluar dari ruang kepala sekolah. Sesekali Kak Romi menoleh ke arahku, tapi aku diam saja. Aku tidak mau membahas masalah Kak Roma.
"Apa kamu keberatan kalau diminta menjadi saksi seperti yang Bu Eni katakan tadi?"
"Nggak, Kak."
"Lalu, kenapa wajahmu murung?"
Aku menghentikan langkah, lalu menghadap ke arahnya.
"Aku siap kok Kak menjadi saksi untuk kasus Ina, hanya saja ada hal yang mengganggu pikiranku saat ini."
"Apa?"
Kami saling bertatapan, lalu hati kecilku berucap. 'Kamu yang mengganggu pikiranku dan akan selalu seperti itu ... '
