Sungguh, kenyataan ini sulit kuterima. Rasa kasihan bercampur sedih menyeruak seketika. Wajar saja jika Ina belakangan ini menjadi lebih pendiam, wajar saja jika ia terlihat muram dan tak mau bergaul dengan teman-teman di kelas. Kak Romi terus menceritakan kejadian yang ia lihat tadi malam. Di mana ia melihat Hamzah menampar wajah Ina beberapa kali dan memaki-makinya. Hatiku sampai ikut merasakan betapa sakitnya diperlakukan demikian. Aku bahkan kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan perasaan perihku ini.
"Jadi kita harus bagaimana, Kak? Apa kita hanya diam mengetahui ada kekerasan di sekitar kita?"
"Sabar, itulah yang akan Kakak bahas. Bukankah dia temanmu? Apa dia tidak pernah menceritakan sesuatu?"
Andai Kak Romi tahu kalau hubungan kami sudah memburuk, kami bahkan tidak lagi bertegur sapa jika bertemu.
"Hubungan kami memburuk belakangan ini, Kak. Aku bahkan merasa, jika dia sekarang berubah. Ina menjadi lebih pendiam dan tidak mau bicara dengan siapapun di kelas."