Sari dan Imel sedang makan berdua di kantin. Ia memesan mie ayam dan es susu, sedangkan Imel memesan bakso dan es jeruk. Mereka berdua terlihat asik membahas sesuatu. Meskipun rumah mereka tidak terlalu jauh, tapi mereka baru-baru ini dekat, setelah Sari bekerja sebagai SPG di perusahaan rokok itu. Banyak orang memandang sinis Imel, karena dianggap sebagai gadis bayaran, yang suka dibawa om-om untuk bersenang-senang. Kenyataanya tidak seperti itu.
"Sar, nanti kalau kenaikan kelas aku berhenti sekolah, sesekali main ke rumahku, ya!"
"Emang udah positif mau berhenti?"
"Iya. Aku mau fokus jadi istrinya Mas Bagus dan mau program kehamilan. Kasihan mereka sudah terlalu lama menunggu hadirnya buah hati."
"Oh iya, Mel. Kita kan tahun ini baru 16 tahun, emang bisa nikah umur segitu, ya?"
"Bisa. Orang tua kita harus mengajukan dispensasi nikah ke pengadilan Agama. Jadi waktu itu ibuku ngirim berkas-berkas ke sana gitu."
"Oh gitu."
"Kenapa, kamu mau nikah muda juga?"