Di sekolah, aku menawarkan kepada teman-teman jika ada yang mau ikut denganku ke rumah sakit untuk mengunjungi Kak Roma, tapi katanya mereka punya kesibukan masing-masing. Akhirnya aku akan pergi berdua dengan Ratna. Aku sudah mengirimkan SMS padanya semalam, dengan meminjam ponsel Mbak Ida saat dia datang, sementara Mbak Eva sedang tidak ada pulsa.
Pulang sekolah, aku naik angkot menuju ke rumah Ratna. Jika biasanya aku yang menunggunya, kali ia sudah menunggu di depan rumahnya. Kami bersalaman dan berpelukan saat bertemu, lalu menaiki sepeda motornya menuju ke rumah sakit di mana Kak Roma di rawat. Di jalan Ratna menceritakan kondisi Kak Roma. Katanya, dia sudah jauh lebih baik dari kemarin. Tangannya patah dan kepalanya terluka. Untung saja kepalanya hanya luka sedikit, tidak terlalu parah. Syukurlah, meskipun kami beberapa kami berselisih faham, tapi Kak Roma juga banyak menolongku ketika susah, dan sering menghiburku ketika sedih.
