"Kenapa. Sar?" tanya Ara yang baru datang.
"Ehh, nggak apa-apa." Aku tersenyum tipis, pura-pura tidak terjadi apa-apa.
Sari memasukkan tas ke dalam laci, lalu coba merogoh laci itu sekali lagi, tetap saja tak ada. 'Ya Allah, ke mana buku curahan hatiku?' tanyanya dalam hati. Kemudian satu persatu teman-teman yang lainnya berdatangan. Sari masih berusaha terlihat baik-baik saja. Setelah semua datang, iseng dia bertanya.
"Eh, ada yang lihat bukuku ketinggalan di dalam sini nggak?" tanyanya Lala.
"Nggak, buku apaan? Buku pelajaran?" Lala balik bertanya.
"Bu ... bukan. Buku biasa, aku suka nulis-nulis puisi di sana."
"Oh buku itu. Aku nggak tahu sih."