"Hidup itu memang seperti itu. Ada pertemuan ada perpisahan. Aku minta sama kamu untuk mengingat hal yang baik-baik saja tentangku dan maafkanlah jika aku pernah membuatmu terluka," ujar Aris.
Mereka berdua duduk bersebelahan dengan tatapan yang sama-sama lurus ke depan.
"Aku terlalu melankolis ya, Pak, sampai-sampai seperti ini."
"Nggak apa-apa, itu salah satu bukti, bahwa ternyata hatimu masih hello kitty, meskipun kamu sering marah dan emosian." Eva tersenyum tipis. "Barangkali perpisahan ini akan menjadi momen di mana kita akan saling menguatkan doa. Kamu percaya kalau jodoh sudah diatur oleh Allah?" Eva mengangguk. "Sekuat apa pun kita bertahan, jika Allah tidak mentakdirkan kita untuk bersama-sama, itu tidak akan terjadi, tetapi sekuat apapun kita berusaha berpisah, jika Allah sudah menggariskan kita untuk sama-sama, suatu saat kita akan tetap dipertemukan."
"Iya, aku paham, Pak."
