Andai dia tahu, satu-satunya pria yang aku sukai hingga kini masih saja dia. Meskipun pernah terpikir untuk melupakannya, nyatanya aku tidak bisa. Perasaan ini sudah bertahun-tahun lamanya. Barangkali sudah berkarat dan berakar yang lebat, sehingga tidak bisa begitu saja kulupakan. Dari kecil hingga kini, semoga memori kebersamaan kami masih terpatri dalam hati, dalam buku dan menjadi sebuah memori. Dia mungkin tidak pernah tahu perasaanku yang sesungguhnya, tapi aku yakin dia bisa merasakannya.
"Ada, aku pernah suka sama cowok," sahutku yang kini menatap lurus ke depan.
"Oh, iya?" Aku mengangguk. "Seperti apa dia?"
"Yang aku tahu dia laki-laki yang baik, suka berbagi, asik dan manis."
"Jangan bilang itu aku, ya! Hahaha." Reflek aku menoleh ke arahnya, lalu ikut tertawa. "Becanda, Sar, terus ... dia tahu kalau kamu suka sama dia?" Aku menggeleng. "Kenapa nggak dikasih tahu?"