Pulang dari tempat hajatan, setelah sampai di rumah, Musri langsung membawa Nur ke dokter umum terdekat. Ia mengajak Ida untuk duduk di belakang memegangi ibunya. Ida menceritakan awalnya, Nur merasa pusing, kemudian minum obat warung. Tidur sebentar, setelah bangun tidur tubuh ibunya itu penuh keringat dan muntah-muntah. Ida dan anak-anak lainnya merasa khawatir. Ingin menelepo Musri, tapi sang bapak tidak membawa ponsel, karena yang memiliki ponsel hanya Ida dan Eva.
"Pantesan, Bapak ini pikirannya tidak tenang. Meskipun tubuh bapak berada di tempatnya orang yang sedang hajatan, tapi pikiran Bapak itu ada di rumah. Bapak terbayang terus wajah pucat ibumu saat pamit pergi tadi pagi."
"Ternyata bener, kalau ibu ternyata tidak baik-baik saja. Lain kali Bapak titip amplop saja sama teman, Pak. Kalau pas mau kondangan, tapi Ibu sedang sakit seperti sekarang."
"Ida, Ibu pusing sedikit aja kok. Sudahlah, jangan dibesar-besarkan." Protes Nur.