Pagi di hari libur, tidak biasanya Nia mengajak adiknya marathon. Ia mengenakan sepatu sekolahnya dulu, celana pendek dan hoodie, sementara Sari hanya mengenakan baju tidur dan sweater saja. Mereka marathon dari rumah menuju ke lapangan, lalu berkeliling di lapangan sampai lima kali putaran. Sari yang tidak terbiasa lari, ngos-ngosan, karena memang gadis itu paling tidak bisa lari, sebab perutnya suka sakit sebelah.
"Mbak, jangan kenceng-kenceng larinya!" teriak Sari saat Nia kembali memutari lapangan sepak bola itu.
Nia hanya menoleh, tanpa memperdulikan protes adiknya. Karena mampu mengejar, akhirnya Sari duduk di pinggir lapangan menunggu. Selesai berlari memutari lapangan berulang kali, barulah Nia mengampiri adiknya. Ia meminta botol minum yang Sari bawa. Gadis itu menyerahkan botol minum pada Nia, lalu berdiri.
"Udah olahraganya?"
"Kenapa emang?" tanya Nia setengah berdiri dengan posisi rukuk, nafasnya ngos-ngosan karena kelelahan.
"Ibu minta temenin ke pasar hari ini."