Sari baru saja pulang dari sekolahnya. Ia heran melihat keadaan rumah yang sepi. Tak ada siapa-siapa kecuali Nia yang duduk di warung sendirian. Gadis itu masuk ke kamar, menggantung tas dan berganti pakaian. Setelahnya ia ke sumur untuk mengambil air wudhu. Sari menimba air, lalu meletakkan ember timba di bagian atas sumur. Di tuangkannya sedikit demi sedikit untuk berwudhu. Setelah selesai ia kembali masuk ke kamar untuk mengerjakan shalat.
"Mbak, ibu sama bapak ke mana? Kok sepi banget rumah?"
"Ibu sama Bapak nyusul Mbak Ida ke rumah Mas Ali, tapi entah kenapa sampe sekarang nggak pulang-pulang. Perasaanku nggak enak, Dek. Apa Mas Alinya kenapa-kenapa, ya? Soalnya tadi pagi kan Mbak Ida di jemput pas mau pergi bekerja. Kalau nggak penting-penting banget nggak mungkinlah Mbak Ida dijemput sepagi itu."
Sari duduk di samping saudaranya.
"Bener juga, Mbak. Semoga ajalah nggak ada apa-apa. Mungkin mau musyawarah masalah pertemuan keluarga nanti. Ini kan sudah awal bulan."