Eva pulang diantar oleh Aris dengan meminjam sepeda motor milik salah satu karyawan yang ada di kantor itu. Gadis itu mengerucutkan bibirnya, karena masih kesal dengan sikap Gio yang menurutnya sombong dan tidak percaya dengannya. Aris yang menyadari Eva sejak tadi hanya diam, melirik gadis itu dari kaca spion. Ia tersenyum tipis melihat raut gadis berwajah oval itu yang terlihat masih kesal.
"Masih kesel?"
"Ya iyalah, Pak. Gimana nggak kesel, padahal saya udah pamit baik-baik, tapi Pak Gio nggak percaya. Apa tampang saya ada tampang tukang bohong?"
"Ada sih, dikit."
"Bapak, kapan saya bohong?"
"Iya iya, saya akui kamu cewek paling jujur yang pernah saya temui. Eh ini ke mana lagi arahnya kalau mau menuju ke rumah kamu?"
"Di simpang tiga itu kita lurus aja, Pak. Mana belum mandi, belum shalat, belum makan. Kenapa sih, Pak harus sampe malam kerjanya? Kan bisa besok-besok ngerjainnya."
