"Oh, bentar, Kak."
Sari masuk, lalu menemui keluarganya. Ia menyampaikan jika ada yang mencari Ida dan menyebutkan nama. Mendengar nama Ali disebut oleh adiknya membuat Ida gugup seketika. Ia takut ibu dan bapaknya marah, karena ada seorang pria yang bertamu malam-malam. Padahal sebelumnya Sari dan Nia juga pernah mengalami hal yang sama. Hanya saja ibu dan bapaknya mengingatkan secara baik-baik.
"Temui dulu, Nak!" perintah Nur.
Ida mengangguk. Ia berdiri, meletakkan piringnya di sumur dan mencuci tangan. Setelahnya baru ke depan untuk menemui tamunya. Ida mempersilakan Ali masuk dan mempersilakan laki-laki itu untuk duduk.
"Aku ganggu nggak?"
"Nggak. Kenapa sih sampe datang ke rumah? Siapa yang kasih tahu alamat aku? Harusnya kamu kasih tahu dulu kalau mau datang. Gimana kalau ibu dan bapakku marah?" kata Ida dengan pertanyaan yang beruntun.
Mendengar itu Ali tersenyum.
