Kedua bola mata milik Purie masih terpaku pada deretan kata-kata yang tertera dalam buku kesayangannya. Tak peduli betapa ramai dan riuh suara pengunjung yang cukup terdengar dari dalam busnya. Gairah Purie untuk menikmati perjalanan wisata kali ini telah hilang tak bersisa. Oleh sebab seorang murid laki-laki yang telah menoreh kenangan buruk bagi Purie ketika di hutan kemarin, murid laki-laki yang tak lain adalah Leon.
Purie tidak merasa keberatan sama sekali, bila hanya menghabiskan hari ini hanya dengan membaca buku kesayangannya di dalam bus saja. Hal itu justeru lebih baik baginya daripada harus berbaur dengan teman-temannya di luar sana dengan perasaan gusarnya. Terlebih hal itu memungkinkan Purie untuk kembali diganggu oleh keberadaan Leon.