Langkah kaki laki-laki bertubuh tegap tinggi dan dibalut oleh setelan jas berwarna abu-abu tampak lesu. Tas kerja berwarna hitam dan berbentuk persegi di genggaman tangan kanannya itupun ia jinjing dengan lemah. Wajah tampannya pun tampak letih. Ya, Jimmy telah kehilangan banyak energi usai tak sengaja mengetahui sebuah kebohongan yang Juwita lakukan selama ini kepadanya.
"Anakku, kau dari mana saja?" sambut seorang pria paruh baya yang telah mengenakan setelan piyama.
Pria paruh baya tersebut tak lain adalah Tuan Adi, ayah kandung Jimmy. Sejak sore tadi hingga kini telah menunjukkan pukul sembilan malam, sang ayah telah menantinya dengan begitu cemas. Bagaimana tidak, usai pergi ke luar kantor pada saat jam makan siang, Jimmy tidak kembali lagi. Tuan Adi mungkin akan jauh merasa lebih tenang jika ia menemukan putra sulungnya itu sudah berada di rumah ketika ia pulang kerja. Namun nihil, saat tiba di rumah sore tadi, Tuan Adi tidak menemukan Jimmy.