Bersamaan dengan pintu yang terbuka, bertebaran begitu banyak debu tepat di depan muka. Sepasang siswa-siswi berseragam biru muda itu lekas-lekas menutupi lubang hidung mereka masing-masing dengan sebelah telapak tangannya. Sementara sebelah tangan lainnya berkibas untuk menghalau debu yang beterbangan.
"Uhuk! Uhuk!"
Junior dan juga Juwita pun alhasil terbatuk-batuk karena saking kotor dan pengapnya ruangan yang baru saja mereka masuki tersebut.
"Bagaimana mungkin mereka mengirim aku ke tempat terkutuk ini!" gerutu Junior dengan raut geram.
"Semua tidak akan terjadi jika kau tidak mengulur waktu untuk memberikan ponsel itu padaku!" bantah Juwita.
Junior yang berdiri beberapa langkah di depan Juwita itupun lekas-lekas membalikkan badannya untuk menghadap Juwita. Ia menatap gadis lugu itu dengan raut tak terima.