"Nona, apakah Nona tidak keberatan apabila aku pulang ke rumah lebih dulu?"
Kedua mata sayu milik gadis lugu bernama Juwita itu menatap dalam-dalam wajah sang majikan mudanya. Juwita pun mendapati bahwa raut wajah Purie menyiratkan perasaan tidak nyaman.
"Sekalipun aku merasa sangat keberatan, apakah aku bisa membantah perintah Papiku?" sahut Purie dengan raut datar.
Purie maupun Juwita kini tengah berdiri di halaman depan sekolah, berbaur dengan siswa-siswi lainnya yang juga hendak bergegas untuk pulang ke rumah. Keduanya tengah menunggu sebuah armada untuk kemudian mengantar mereka ke tempat tujuan masing-masing. Meskipun mereka berdua tinggal di tempat yang sama, namun kali ini Purie dan juga Juwita akan menaiki kendaraan yang berbeda.