Suara sendok dan garpu yang beradu dengan sebuah piring itu terdengar berirama, memecah pagi nan sunyi. Di sebuah meja makan keluarga, duduk berhadapan sepasang ayah dan anak yang tengah menyantap nasi goreng kecap dan telur mata sapi. Seperti biasa, cara makan Purie yang senantiasa menjaga keanggunannya itu membuat dirinya terlihat cantik bak putri bangsawan yang erat akan tatakrama. Begitu juga dengan sang papi, Tuan Seno menikmati sarapan paginya dengan hikmad dan tak tergesa-gesa.
Sampai akhirnya, moment sarapan pagi ini tidak lagi dinikmati dengan santai dan tenang, ketika Tuan Seno mencetuskan sebuah pertanyaan yang menimbulkan sedikit ketidaknyamanan di benak Purie.
"Putriku, apakah malam ini kau memiliki acara?" pungkas Tuan Seno usai meminum air putih seperempat gelas, dan membersihkan tepian mulutnya menggunakan satu lembar tissue.