Rangga menelan ludahnya pelan, lalu menatap Caroline begitu lurus. Ia bersiap menjawab pertanyaan kekasihnya itu.
"Carol, masa depan yang kamu tanyakan itu, tentu aku sendiri juga tidak mengetahui apa jawabannya. Yang pasti, harapan besarku tetap sama. Yaitu bisa menikah dengan kamu. Tentu dalam hal itu kamu juga tahu bahwa kita memiliki dinding yang begitu kokoh yang masih membatasi kita. Aku tahu kamu tidak mudah berubah pikiran tentang hal itu dan hal itu adalah hak penuhmu. Tapi aku, kamu sudah tahu jelas bahwa tidak mungkin aku yang mengalah. Tentang apa pun jawaban kamu pada akhirnya suatu saat nanti. Apa pun keputusanmu, aku akan menerimanya dengan ikhlas. Apa pun itu. Dan untuk sekarang, bisakah kita hanya menjalani dulu tanpa memikirkan beban masa depan?"