Likha menelungkupkan kepalanya di atas meja perpustakaan, beberapa saat kemudian, Kina, Felicia, Alan, Azzam dan Leo tiba.
"Ngapain sih lo Likha? ga semangat amat?" Felicia meletakkan tasnya dan duduk di samping Likha.
"Gak tau nih Felic, bingung gue..." Kina, Felicia dan ketiga teman lelakinya menatap Likha dengan tatapan penuh tanya.
"Bingung kenapa sih , Sayang?" Azzam yang merupakan kekasih Likha mendekati dan membelai kepala Likha penuh kasih sayang.
Likha mengangkat wajahnya malas menatap kelima temannya yang baru saja tiba.
"Sayang... rasanya aku pengen nangis.!" Likha melingkarkan kedua tangannya di leher Azzam dan meletakkan kepalanya di dada lelaki yang telah dua bulan ini menemani hari-harinya sebagai seorang kekasih.
"Memangnya ada apa?" Azzam bertanya dengan lembut tetapi Likha menggelengkan kepalanya.
"Likha, kenapa sih? jangan bikin penasaran deh!" Kina tidak sabar karena Likha tidak segera mengatakan apa yang membuatnya malas dan tidak bersemangat.
"Skripsi gue ditolak lagi... sebel gue!" Likha melepaskan tangannya dari leher Azzam dan kembali menelungkupkan wajahnya tetapi Felicia dan Kina segera menarik tangan Likha dan mengajaknya keluar.
"Azzam, Leo, Alan, tolong kembalikhan buku-buku Likha dan susul kami di kantin." Ketiga lelaki tampan itu pun saling menatap dan menggelengkan kepalanya.
Sesampainya di kantin, Kina melihat Andrea, Ryan dan Alvin sedang berbincang dengan banyak makanan di meja mereka. Kina segera menarik tangan Felicia yang menggandeng tangan Likha ke meja mereka.
"Andrea, Ryan, Alvin, kalian kenapa pesta gak ajak kita sih? nih si Likha lagi pusing. Skripsinya kena tolak lagi...!" Kina, Likha dan Felicia kemudian duduk bergabung bersama Andrea, Ryan dan Alvin.
"Wah kebetulan nih, Likha daripada lo pusing ga karuan, mau di paksa juga ga bakal berhasil kalo otak lagi eror, mending kita refreshing dulu aja yuk! sodara gue ada vila di puncak nganggur." Kina langsung berbinar mendengar apa yang di katakan Andrea.
"Waaah, yang bener lo, Andrea? berarti gratis dong!" Andrea memutar bola matanya melihat tingkah sahabatnya yang satu itu.
"Enak aja, ya nggak gratis juga keleeesss... tetapi setidaknya kita bisa bayar separuh harga... bagaimana? Kalian semua mau nggak?" Andrea menatap kelima sahabatnya penuh harap.
"Asik bener, kalian lagi bahas apaan sih?" Alan yang langsung mencubit pipi Kina mendapat pelototan dari gadis yang selama ini di sukainya, hanya saja Alan belum berani mengungkapkan isi hatinya. Takut si Kina kabur.
"Yang lain mana? kita lagi bahas liburan nih... dari pada pusing mikirin skripsi." Felicia menggeserkan tubuhnya dan mendekati Ryan memberi tempat untuk teman-temannya yang baru datang.
"Itu si Azzam lagi pesenin makanan buat Likha, biasa bucin dia..." Leo mendekati Andrea dan merangkulkan tangannya di pundak kekasihnya itu.
"Kamu mau minta apa, Sayang? Nanti aku pesenin...!" Semua orang tertawa mendengar apa yang di katakan Leo kepada Andrea.
"Lah dia sendiri bucin kenapa ngatain Azzam bucin.?" Celetuk Alvin si tampan yang agak cupu.
"Tumben lo nyambung, Fin... biasanya harus di rukyah dulu baru bisa klop sama kita..." Kina menimpali kata-kata Alvin.
"Yaelah, segitu amat lo sama gue, Kina... Ntar naksir baru tahu rasa lo!" Alvin terkikik setelah berhasil membuat Kina morang-maring.
"Idiiiih, amit-amit, mendingan gue jadian sama mamang batagor itu deh dari pada sama lo!" Kina menyesap es teh milik Andrea.
"Jangan dong, Sayang... sama gue aja!" Alan mengambil kesempatan dalam kesempitan.
"Gue denger ada yang mau liburan, boleh juga nih! bener kata Andrea. Likha dan kita semua butuh refreshing, gue yakin kita akan bisa mneyelesaikan semuanya saat kembali dari liburan." Azzam meletakkan batagor dan es jeruk di hadapan kekasihnya.
Azzam segera duduk di samping Likha dan mereka mulai memakan makanan yang tersedia di atas meja sambil membahas rencana liburan mereka.
"Ya udah makan dulu! setelah ini, kita bahas lagi rencana liburan kita ke Vila sodara gue, ntar gue rayu dah itu sodara gue sapa tau bisa dapet gratis." Semua orang bahagia hari ini. Mereka menghabiskan makanan mereka dan segera kembali ke kelas mereka.
Andrea, Likha, Kina, Felicia juga kelima teman lelaki mereka memang satu kampus, satu jurusan dan satu kelas. Setelah kelas bubar, mereka kemudian menuju ke taman di belakang perpustakaan kampus untuk mematangkan rencana liburan mereka, sembilan orang sahabat itu sudah tidak sabar ingin menikmati kesejukan udara di daerah puncak.
"Jadi bagaimana? kalau iya gue hubungi saudara gue sekarang." Andrea menatap ke delapan temannya satu persatu dan semuanya mengangguk.
Andrea kemudian menghubungi saudaranya dan mengijinkan, malah saudaranya memberikan ijin secara gratis. Andrea kemudian menatap ke delapan temannya dengan wajah berbinar.
"Gaesss, kita jadi liburan! sodara gue kasih vilanya gratis... kita berangkat besok pagi gimana?" Semua orang mengangguk setuju.
"Kalau begitu kita berangkat dari rumah Ryan ya, kita gunakan mobil Ryan yang paling besar. Nanti kendaraan kita kita titipkan di rumah Ryan." Semua orang setuju dan mereka memutuskan untuk berpisah. Likha dan Azzam langsung ke minimarket untuk membeli bekal begitu juga dengan teman-teman yang lain.