Dua hari kemudian.
Hari Senin yang diawali dengan gerimis pagi. Dari balkon unit apartemen, Caroline memandangi beberapa orang yang tidak malas berjalan kaki dengan membawa payung. Mereka semua terlihat membawa tas keresek putih di tangan kiri mereka yang sepertinya berisi makanan.
Di gedung apartemen itu memang banyak anak muda yang hidup mandiri. Entah mereka masih dalam masa merintis karir atau bahkan masih ada yang kuliah, juga ada yang kuliah sambil bekerja. Dan memang rutinitas mereka di pagi hari adalah membeli sarapan di beberapa penjual yang berada di sebrang gedung apartemen.
Para penjual itu tidak berjualan di pinggir jalan, melainkan mereka menyewa sepetak ruang yang bisa saja disebut sebagai outlet. Ada penjual bubur ayam biasa dan bakar, nasi pecel, nasi uduk, nasi kuning, dan soto ayam kampung.