Pagi itu Andrea terbangun di samping Ibunya, ia tahu malam tadi ia mengalami hal yang amat sangat mengerikan seumur hidupnya. Ia hampir mati di tangannya sendiri, terlepas dari ia kerasukan atau tidak, tetapi tetap saja ia hampir mati malam tadi.
Andrea bangkit dari tidurnya, melihat sang Ayah yang tidur di atas kursi sofa yang sepertinya sengaja di bawa ke dalam kamarnya. Andrea bersyukur karena kedua orang tuanya sangat perhatian padanya hingga seperti ini.
"Apa yang terjadi malam tadi?" Gumam Andrea, menatap pada tangan kananya yang sudah di perban. Sekelebat ingatan saat ia hendak menusukkan pulpen ke matanya sendiri itu kembali terlihat. Membuat Andrea menggelengkan kepalanya, dan mengingat ketika ia menulis sesuatu di atas sebuah kertas. Andrea pun menoleh ke arah meja belajarnya yang berantakan, meski ia tidak melihat adanya sebuah pulpen di sana.