Delapan mahasiswa sudah pulang ke rumah mereka masing-masing bersama orang tua mereka. Jadilah villa bernuansa suram itu kembali kosong dan dikelilingi oleh garis polisi. Para warga yang tadinya ramai masih memandangi villa itu sambil mencuri foto-foto untuk diunggah, kini mereka semua juga pergi.
Suasana pun sunyi. Membuat Mang Asep merasa bersalah telah membiarkan salah satu dari mahasiswa itu telah terbunuh. Dan Mang Asep pun bertanya-tanya, mengapa salah satu dari mereka ada yang terbunuh? Apa penyebabnya?
Padahal, hari masih siang. Matahari sedang terik-teriknya, dan Mang Asep masih senantiasa berdiri di bawah pohon manga yang rindang. Mengamati villa itu dari titik lain, disebrang jalanan villa. Pria itu pun melihat sosok yang semalam ia lihat. Sosok Celine, dengan penampilan cantik, tidak menyeramkan. Sosok itu berdiri lagi di balik jendela kamar atas, menatap pada Mang Asep.