Malam semakin larut namun mas Pras belum juga kembali Sasti hanya bisa pasrah ditemani dalam keheninganPrasasti relamenikah dengan Prasetyo seorang laki-laki berasal dari kota yang dijodohkan dengan dirinya. Sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya dia hanya bisa patuh atas apa yang diperintahkan oleh ayahnya juga ibunya.
"Kamu harus mau menikah dengan Pras, dia itu laki-laki mapan dan baik. Ayah percaya dia bisa jadi suami yang bertanggung jawab dan sayang sama kamu." Nasihat tersebut terngiang-ngiang di telinga Prasasti.
Prasasti yang kini sudah di boyong ke kota oleh suami yang baru ia nikahi satu minggu itu hanya bisa merenung meratapi nasib sebab dia terpaksa putus cinta.
Di ranjang itu seperti biasa Pras menunggu dengan sabar tapi tetap sia-sia.
"Mas Pras, sudah tidak tahan sayang? Mau sampai kapan kamu menunda malam pertama kita?" bisik Pras di daun telinga Prasasti.
Ia merasa gemetar, "Maaf Mas Pras, tapi aku belum siap."