"Aku ingin lihat!" Lan bersemangat.
"Fei, izinkan aku menengok ayahnya Yun." Han ikut bersemangat seperti Lan.
Demikianlah reaksi Lan dan Han ketika diceritakan Fei mengenai terapi yang dijalani Pak Din. Mereka penasaran, tidak hanya pada kondisi Pak Din tapi juga dengan perwujudan racun dan penyakit yang keluar dari terapi itu.
"Tidak boleh!" Ren segera menghentikan harapan Lan dan Han. "Belum waktunya kalian melihat itu."
Lan segera memberikan wajah kecewa, dan Han sekedar berdecak saja, sudah paham akan betapa menyebalkannya Ren ini.
Kalau bukan karena ingin berdekatan dengan Fei, mana sudi Han duduk bersebelahan dengan Ren?
Karena Ren sudah mengatakan demikian, maka itu sebuah keabsolutan. Bahkan Fei saja susah meluluhkan keputusan itu.
.
.
Sore harinya, Ping datang seperti yang sudah dijadwalkan. Dia bergembira saat memasuki penthouse Ren.
"Kau riang sekali. Padahal sebentar lagi akan menangis-nangis." Ren menyambut dengan kalimat ketusnya.