Kini tak hanya Tiya saja yang terkejut karena baru saja ingat nasib keluarganya. Dia membelalakkan kedua matanya. Bahkan terkadang ada yang jauh lebih berharga dan tentunya itu bukanlah suatu hal yang sangat berharga.
"Oh iya. Kita kan belum memastikan keadaan mereka," sahut Arga.
Tanpa banyak membuang waktu lagi, Tiya pun langsung lari meninggalkan adik-adiknya untuk memastikan kepada yang jauh lebih penting lagi. Anes pun tahu bahwa hal tersebut jauh dari perkiraannya.
Langkah kaki Tiya diikuti oleh ketiga adiknya. Bahkan langkah kakinya Tiya cukup lebar sehingga dia cepat sampai ke dalam rumah. Tujuannya sekarang menuju ke kamar Bayu dan Cika lalu dilanjut ke kamar kedua orang tuanya. Namun, sebuah kebetulan bagi mereka karena kini mereka telah bertemu di ruang tengah. Semuanya terlihat biasa saja dan bahkan tidak aneh karena tidak ada sosok yang mampu mengetahui dirinya.