Bel pulang sudah berbunyi sejak dua puluh menit lalu. Tapi Laura dan dua sahabatnya masih duduk di kursi depan kelas mereka. Hal ini sengaja mereka lakukan untuk menunggu parkiran sepi. Mereka malas jika harus keluar bersamaan dengan ratusan murid lainnya. Apalagi banyak
yang mengendarai mobil. Pasti akan lebih rumit.
"Kayaknya udah sepi deh. Kita pulang sekarang yuk," ajak Elina dan diangguki oleh Laura dan Dara.
Baru saja Laura berdiri, ponsel disakunya bergetar. Ia pun memeriksa ponselnya dan melihat ada pesan masuk.
Rupanya, seseorang yang paling dibenci Laura lah yang mengirimkannya pesan. Ya, siapa lagi kalau bukan Rendi. Mantan terburuk yang wajahnya tidak ingin Laura lihat lagi.
"Ra, ngapain masih berdiri disitu?" Dara menghentikan langkahnya saat sadar kalau Laura tidak ada di antara dirinya dan Elina.
Laura terdiam. Entah karena Laura tidak dengar, atau memang sengaja tidak menjawab pertanyaan itu.