Chapter 46 - Panik

Jika saja gadis itu tidak menabrak sepupuku mungkin saja saat ini sepupuku masih ada!" Ujar pria bertopeng tadi membanting stir mobilnya.

"Gadis sialan! Andai saja jika kau mati sepupuku kembali hidup! Ah sialan-sialan!"

"Kenapa panggilan dua huruf itu seperti tidak asing ditelingaku? Siapa dia sebenarnya?!" Ucapnya penasaran.

Panggilan dua huruf dan perkataan aya tadi terus saja terngiang-ngiang di pikiran pria bertopeng tersebut.

Akhirnya pria bertopeng itu sampai dirumah sakit. Ia turun dan berlari menuju ruangan sepupunya dirawat.

"Bagaimana keadaan sepupu ku sekarang? Jawab!" Teriak pria bertopeng tadi pada keluarganya.

"Dia sudah meninggal hiks." Jawab ibu anak kecil yang tertabrak.

"Tante itu gak mungkin kan?! Pa, ma? Kenapa kalian gak bisa jagain dia sampai dia bisa meninggal seperti itu?!"

Seorang pria paruh baya berjalan mendekati anaknya yang tadi mengeksekusi aya "Takdir tidak ada yang tahu Saga." Ucap pria paruh baya, papa

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS