Ia berlutut di samping Amel dan mengusap rambut Amel yang basah, menyingkirkan dari wajahnya sebelum membungkuk rendah untuk mengucapkan doa di kening Amel. Lalu ia menengadah dengan tatapan sedih dan penuh kasih, kemudian tersenyum pada Ima dengan pandangan iba bercampur tabah yang begitu rupa, sehingga membuat gadis kecil itu merasa matanya berkaca-kaca.
Petapa meraih tangan Ima ketika mereka berjalan kembali ke mulut gua, dan melihat Kepala desa telah mengawasi dengan gelisah dari bawah. Petapa menangkupkan tangan dan membungkuk kepadanya. Kepala desa membalas dengan lega dilanjut Ima. Setelah membungkuk pada Petapa dan gadis tidur itu, ia berbalik dan bergegas menuruni lereng dalam keremangan senja. Kepala Desa dan Ima itu membungkuk sekali lagi ke gua, kemudian pergi, menghilang dalam naungan pohon bambu yang lebat.