"Tidak mungkin." Riski merentangkan tangannya dan berkata pada Yesi yang mengarahkan pandangannya.
"Kalau begitu kau kembali dan berbaring." Yesi berkata dengan nada meminta maaf di wajahnya.
Riski mengangguk, "Kalian mengobrol dengan baik, berikan aku selimut, aku harus menelepon kembali."
Indro dengan cepat mendorong selimut itu ke Riski, tetapi Yesi menatapnya dengan sedikit malu.
Setelah kembali ke bangsal, Riski mengeluarkannya dan memutar telepon Mira.
"Kenapa kamu tidak kembali?" Mira menanyakan hal ini pada kalimat pertama sebelum Riski dapat berbicara.
"Aku punya sesuatu malam ini, jadi aku tidak bisa kembali," kata Riski.
"Apakah kamu di rumah Susan?" Nada suara Mira tiba-tiba menjadi sedikit marah.
"Tidak bisakah kau tidak menyebut Susan… bagaimana aku bisa bersamanya…" Riski malu. Istrinya belum memercayai dirinya sendiri, dan kesan ini harus diubah.
"Lalu kau di rumah wanita mana?" Mira tidak percaya apa yang dia katakan.