Riski mengangguk dan berbalik, mengurangi rasa malu dan memberi Jihan waktu untuk menanggalkan pakaian.
Sepuluh detik, dua puluh detik, satu menit.
"Ya, tidak apa-apa," kata Jihan gugup.
Riski menoleh, dan kemudian tidak bisa membantu tetapi mulai membeku, dan tubuhnya tidak bisa menahan rasa panas.
Apa itu tulang giok otot es? Ini adalah hal yang luar biasa!
Kulit Jihan benar-benar seputih salju, dan sosok serta wajahnya pasti setingkat dengan wanita super cantik. Keindahan semacam ini, di Jakarta, pasti membuat orang datang untuk melamar dan mengajak merencanakan pernikahan setiap hari. Saya khawatir pelamar bisa diberi peringkat bahkan nomor urut. Di beberapa jalan, orang yang belum pernah melihatnya tidak dapat menghargai keindahan semacam ini, dan ini hanya bagian belakang yang nampak di mata Riski.
Seolah mengetahui kebodohan Riski, Jihan menutup matanya dan tidak berani berbicara.