"Besarkan bersama gundulmu itu. Aku mau membesarkan anak ini bersama bapaknya. Bukan sama seseorang yang omongannya saja tidak bisa dipercaya."
Tiba-tiba saja tawa Andra menggelegar. Keras sekali sampai terbungkuk memegang perut.
"Kalau orang melihat kita tanpa tahu konteks pembicaraannya, mungkin dikira seperti seorang istri yang ngambek karena dijemput suaminya padahal masih ingin kelayapan. Wajahmu sangat menggambarkan hal itu."
Andra bersusah payah menyusut tawa dengan mengusap setitik air di sudut mata. Mika yang melihat itu mendengus geli. Daripada suami istri, lebih mirip seperti mafia yang bertemu target incarannya. Atau pria gagal move on yang bertemu mantannya. Lebih realistis.
"Mimpimu ketinggian!"
"Ayolah Mika! Sejak kapan kamu jadi tidak bisa diajak bercanda? Apa semenjak sama Wiliam sikapmu jadi kaku begini?"