Chereads / Pernikahan Yang Salah / Chapter 3 - Pacaran Atau Menikah

Chapter 3 - Pacaran Atau Menikah

Raka yang memendam rasa cintanya begitu lama mencoba untuk mengejar cinta masa lalunya yang pasti tidak mudah, karena terlihat jelas pasti Mika tidak akan suka dengan nya. Apalagi Raka juga mengetahui bagaimana laki-laki idaman Mika. Yang dulu mika sering mengatakannya pada Raka. Hal itu jelas membuat raka memahami cowok seperti apa yang Mika suka.

Mika segera saja pulang dengan kesal hari libur yang seharusnya ia bisa beristirahat dengan tenang sekarang membuatnya kesal.

"Bisa-bisanya aku percaya dengannya, bisa gila aku. Eh tadi perasaan ada seorang wanita yang diusir kira-kira siapa?" batin Mika yang juga penasaran dengan wanita yang tadi di usir oleh Raka,

"Tapi bukan urusanku," batin Mika yang main membeli bubur untuk sarapan sebelum ia kembali ke apartemennya dan tidur.

Saat sedang menikmati tidur siang yang nikmat tiba-tiba bel apartemen berbunyi membuat Mika dengan masalah bangun melihat siapa yang datang. Mika yang masih mengenakan tengtop dan celana pendek, betapa kagetnya saat yang datang Raka. dengan cepat ia ingin Menutup pintu karena ia yang masih acak-acakan tapi Raka lebih cepat dari pada Mika dan masuk terlebih dahulu sebelum ia diusir.

"Aku membawakan makan siang aku tahu kau pasti lelah," kata Raka yang langsung masuk sebelum diusir saat Mika membukakan pintu.

"Kau ini memang menyebalkan kau bisa tidak bertingkah layaknya tamu," kata Mika kesal tapi tidak dihiraukan oleh Raka yang memeriksa apartemen milki Mika.

Dia mengecek setiap bagian sudut ruangan yang ada apartemen dan saat akan masuk ke kamar Mika, jelas mika langsung lari dan menutup pintu kamarnya.

"Mau ngapain, kamu tidak boleh masuk kamarku," kata Mika langsung menutup kamar dan menahan Raka agar tidak masuk ke dalam kamarnya.

"Paling bayak foto cowok," sindir Raka yang sudah tahu kebiasan dari Mika yang suka memasang Poster.

"Biarin suka-suka dong, kalau sudah pulang gih," usir Mika yang tidak terbiasa dengan kehadiran orang lain di apartemennya.

"Nanti aku baru datang masa sudah di usir aku membawamu porsi nasi goreng kita makan bersama aku juga belum makan siang jadi aku membawakan mu untuk kita berdua," kata Raka yang mengambil piring dan bersiap untuk makan.

"Ah, sial sejak kapan dia jadi semenyebalkan ini, dulu dia nempel kaya perangko seperti orang yang meminta perlindungan korean sering dijauhi teman-teman karena memang posturnya yang seperti cewek, sekarang malah makin menyebalkan dan bahkan tidak bisa diusir keluar," batin Mika Kesal melihat mereka yang kembali dari luar Negeri malah jadi membuatnya kesulitan.

Mika yang jadi serba salah karena menghadapi Raka pun hanya bisa bisa menahan marah dan tidak tahu apa tujuan yang sebenarnya, padahal baru bertemu tapi sudah membuat ulah.

"Udah makan nanti keburu dingin," kata Raka jelas membuat Mika bingung.

Dia yang datang tiba-tiba tapi berlagak seperti taun rumah.

"Kamu itu ada tujuan apa, aku tahu pasti ada sesuatu, aku curiga dari kemarin bikin masalah terus," kata Mika yang tahu bagaimana sifat temannya itu.

Tidak mungkin Raka sebaik itu, biasanya juga berantem dan nggak pernah sampai tiap hari ketemu, secara dia juga orang sibuk.

Tidak mungkin orang sibuk punya banyak waktu buat main-main. Ia yang sering bersama dengan Raka sejak SMA tentu tahu apa yang membuat mereka bersikap aneh seperti itu jika kelas tidak ada keperluan yang akan disampaikan, hal itulah yang membuat mereka bertanya.

"Aku tahu kau sangat peka, jadi sudah pasti tahu. Aku mau minta tolong," kata Raka dengan senyum khasnya yang mana dia selalu ada sesuatu dibalik sikapnya yang mencurigakan.

Apa lagi mereka yang dekat sudah lama jelas, membuat Mika paham akan sifatnya itu.

"Minta tolong apa?" tanya Mika sambil memakan nasi goreng yang dibawakan oleh Raka.

Karena ia juga belum makan siang jadi dari pada lapar menghadapi Raka mending ia menikmati hidangan yang di bawakan oleh Raka.

"Kau tahu Mamaku kan, dia menjodohkan ku dengan Sella, aku tidak suka jadi aku meminta bantuanmu untuk jadi calon istri," kata Raka yang meminta tolong hal yang jelas di tolak oleh Mika.

Raka tahu mereka yang sudah lama dekat, membuat Raka paham tipe cowok seperti apa yang disukai oleh Mika, karena mereka juga sering bercerita kepada Raka cowok idaman yang dia sukai selama ini, tapi hal itu membuat Raka pun hanya bisa mendengarkan sebagai seorang teman. Padahal selama ini Raka menyukai dan tidak bisa berbuat apa-apa karena demi persahabatan.

"Kau ini mimpi, harusnya kau tahu jawabanku," kata Mika yang tidak perlu menjawab panjang lebar bahasanya Raka sudah tahu karena mereka juga sudah pernah mengatakan kepada rakyat tipe cowok Seperti apa dan jelas saja Raka tidak termasuk salah satu di mana Raka bukan tipe cowok yang Mika sukai.

Hal itu jelas membuat Mika dengan terang-terangan menolak Raka karena memang sudah dari dulu dia juga tidak suka dengan Raka.

Raka yang sudah dianggap sebagai teman oleh Mika dan tidak mungkin dia bersama dengan Raka, karena kedekatan mereka yang benar-benar sudah seperti sahabat sendiri dan sudah mengetahui kelebihan dan juga kejelekan masing-masing dari mereka. Maka dari itu jelas saja mereka tidak ingin menyetujui permintaan dari rakyat dan jelas aja mereka juga tidak menyukai Raka, hal itu memang keputusan yang sangat berat tapi benar-benar tidak suka dengan Raka dan tidak mau menjadi pacar ataupun istri dari Raka.

"Iya aku tahu makanya aku tidak yakin untuk menyampaikannya padamu, tapi ini penting dia anak dari pemilik perusahaan besar yang mana jika kita menikah maka akan ada keuntungan besar bagi perusahaan itu, aku tidak mau, Kate aku tahu mereka punya tujuan lain." Raka menjelaskan dengan begitu serius dan terlihat benar-benar membutuhkan bantuan dari Mika.

"Lalu tidak ada hubungannya dengan ku," kata Mika yang terang-terangan menolak.

Mika jelas tidak mau jadi istri Raka di mana dia juga menyukai orang lain walau hanya cinta bertepuk sebelah tangan.

"Kau tahu kan aku tidak dekat dengan cewek selain kau, aku harus minta bantuan pada siapa," kata Raka dengan ekspresi yang benar-benar memelas membuat mereka pun tidak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya menyetujui permintaan Raka.

Mika juga tidak ingin cepat-cepat menikah dan masih banyak hal yang ingin dia penuhi untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan juga masih banyak hal yang belum bisa ia cape, maka dari itu belum ada pemikiran untuk menikah dan jelas hal yang ditanyakan oleh Raka, membuat Mika berpikir ulang dan berpikir dua kali untuk menikah dengannya.

Jika hanya pacaran saja mungkin hal itu bisa di toleransi tapi, kalau sudah menyangkut tentang pernikahan dan masa depan benar-benar membuat backup and tidak menginginkan hal itu.

"Baiklah, pacaran saja tidak usah menikah," kata Mika yang masih mentolerir jika hanya sekedar pacar bohongan.