Chereads / Pernikahan Yang Salah / Chapter 7 - Salinan Dokumen

Chapter 7 - Salinan Dokumen

Ternyata gerak-gerik mereka diawasi oleh Sella karena yang saat itu Sheila ingin mengetahui dimana tempat tinggal dari Mika ia sengaja mengikuti Raka pergi dan sekarang setelah tahu di mana apartemen Mika, karena salah juga tidak suka dengan Mega yang mana sudah merebut tunangannya.

Hal itulah yang membuat Sella ingin membalas dendam kepada Mika.

"Awas kau Mika, perebut laki orang, akan membalasmu lebih parah daripada ini karena kau sudah merebut Raka dari ku," kata Sella yang saat itu kesal melihat mereka berdua berangkat kerja bersama.

Memang semua itu tidak direncanakan oleh Mika sama sekali dia hanya ingin membalas. Apa yang dilakukan oleh Sella, karena terlalu bertindak waktu berada di kedai dan mereka tidak ingin sama sekali membuat dirinya benar-benar terlibat dalam keluarga Raka, tapi karena dia sudah terlanjur menandatangani kontrak tersebut dan akhirnya ia pun mulai terlibat dengan keluarga Raka.

Raka mengantar Mika sapai ke tempat kerja. Sebelum Mika turun dari mobil raka menahannya.

"Sebentar, kau nanati pulang jam berapa?" tanya Raka yang berencana untuk menjemput Mika sepulang kerja.

Mika yang masih belum terbiasa dengan hal itu jelas membuatnya menolak apa yang di tawarkan oleh Raka yang membuat Mika tidak merasa senang dengn apa yang dilakukan oleh Raka.

Padahal Raka berniat ingin lebih dekat dengan ika, tapi malah Mika merasa terganggu dengan kehadiran Raka. yang mana Raa memang senang berada di dekat Mika. Apalagi ia yang sudah menyukai Mika sejak lama.

"Kau tidak perlu menjemputku," jawab Mika yang tidak terbiasa harus diantar jemput yang memang membuat ia tidak tenang dan tidak bebas.

Mika lebih nyaman sendiri, seperti biasa bekerja dan pulang sendiri adalah hal yang sudah menjadi kebiasaannya, sulit seklai merubah kebiasaan yang sudah biasa ia lakukan yang mana ia berusa sebisa mungkin tidak merubah alur hidupnya yang biasanya.

"Kau harus ingat au sudah menandatangani perjanjian itu," ancam Raka yang tidak suka engan penolakan Mika.

Mika yang salah tidak melihat dulu isi kontrak tersebut dan membuatnya ada dalam asalah dimana ia tidak tahu bagaimanan cara menolak Raka.

"Oke, tapi aku minta salinan perjanjian yang kau buat, aku saja belum membaca dan belum tahu isinya," jawab Mika kesal karean Raka menjadi penganggu hidupnya sekarang.

Apalagi tindakan bodoh yang ia lakukan, dimana ia yang tidak membaca perjanjian itu sebelum menanda tanganinya, karean kemarahannya pada Sella membuatnya ika tidak berfikir panjang dan langung menandatanganinya.

"Aku kan membawakannya nanti pulang kera sambil menjemput kamu," kata Raka yang akhirnya membuat Mika tidak bisa menolaknya.

Dia sendiri juga butuh salinan perjanjian tersebut agar dia paham dengan apa yang ia lakukan dimana ia tidak ingin membuat dirinya terus dalam kesulitan, yang mana membuat ia merasa tidak nyaman setelah kedatangan Raka yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya, yang jelas menadi masalah besar baginya.

"Oke, aku akan tunggu kabar baiknya," kata Mika sebelum keluar dari mobil dan meninggalkan Raka.

Sekarang ia masuk dalam kantor dan mulai berkerja seperti biasa, kabar tentangnya sudah tidak seperti sebelumnya karena kabar itu sudah di hapus, jadi berita tentang dirinya dengan Raka sudah tidak ada lagi, walau masih ada beberapa yang masih berbisik untuk membicarakan tentang dirinya.

Mika memang salah satu orang yang tertutup tapi dia tidak pernah bermain-main dalam pekerjaan jadi membuatnya bisa dengan mudah menadi pemimpin karean rasa tanggung jawabnya yang tinggi. Yang mana hal itu mempermudah dia dalam berkerja. Jadi ia yang sudah biasa dengan pekerjaanya tidak terlalu memikirkan omongan orang lain apalagi ia sebagai pemimpin divisi pemasaran tentu membuatnya harus bisa fokus dalam pekerjaan dari pada berita yang membuatnya terganggu.

Seperti biasa ia yang selalau tenang dalam berkerja dan rapi tidak meninggalkan satu celah untuk sebuah kesalahan dan ia bisa lebih cepat menyelesaikan pekerjaanya saat itu hingga membuatnya bisa pulang lebih cepat tanpa harus tanpa harus menambah jam lembur yang mana membuat ia sering pulang telat.

Sebelum pulang ia mengirim pesan pada Raka jika dirinya sudah selesai berkerja, karena Raka berjanji akan memberikan salinan perjanjian yang sudah ia tanda tangani yang mana hal tu membuat Mika pun menunggu Raka, jika tidak ada hal yang ia inginkan mungkin Mika memili untuk pulang sendiri tanpa harus menghubungi Raka terlebih dahulu yang mana membuatnya tidak nyaman jika berada dekat dengan Raka.

Karena seperti ada yang sedang mengawasinya yang mana Mika adi merasa tidak tenang, karean ia yang biasa bebas sendiri harus terikat dan kemana-mana bersama Raka tentu saja membuatnya sangat kesulitan dan tidak nyaman.

Tidak butuh waktu lama Raka segera datang dan menjemput Mika, sesuai isi pesan yang Mika sampaikan. Raka berhenti tepat di depan Mika yang sedang berdiri menunggunya.

"Apa kau sudah lama menunggu ku?" tanya Raka sambil membukakan pintu mobilnya da mempersilakan Mika untuk masuk kedalam mobil.

"Tentu saja lama aku bahkan sampai berjamur," jawab Mika berbohong, ia yang juga baru datang belum lama dan uga tidak menunggu Raka membuat Mika berbohong agar Raka merasa bersalah.

Tapi hal itu tidak membuat Raka bersalah malah merasa lucu dengan jawaban Mika yang membuatnya tertawa.

"Maafkan aku, sebelah mana yang sampai berjamur, kau ini ada-ada saja," kata Raka sambil menyetir mobilnya mengantar Mika pulang ke apartemennya.

"Itu hanya ungkapan, jadi kau harusnya paham jika sudah terlambat, mana salinan perjanjian itu kau juga ingin mengetahui isinya," kata Mika yang langung menagih salinan perjanjian yang sudah ia tandatangani.

"Aku lupa membawanya, besok aku buat copynya karean Dokumen itu aku simpan dirumah," jawab Raka beralasan tak ingin membuat Mika penasaran.

Mika mendengus kesal atas apa yang di lakukan oleh Raka, padahal ia sudah menunggu dan ingin mengetahui salina dokumen tersebut tapi Raka selalau saja membuatnya kesal dan tidak bisa melakukan apa-apa. Tana sadar Raka tidak mengantar Mika pulang tapi ia mengantar Mika ke kedai makan karean tahu jika Mika belum makan.

"Untuk apa kau membawaku kesini?" tanya Mika yang sudah ingin pulang dan ingin beristirahat, apalagi ia tidak tau salinan tentang kontra tersebut yang membuat Mika tidak bersemangat.

"Aku tahu kau belum makan jadi aku sengaja membawamu untuk makan agar kau bisa lebih bersemangat lagi dan tidak kelihatan lesu seperti itu," kata Raka yang memarkir kan mobilnya di depan kedai makan.

Mau tidak mau akhirnya Mika menuruti perkataan dari Raka untuk makan terlebih dahulu sebelum ia pulang, sebenarnya Mika tidak lapar, tapi mau bagaimana lagi sudah berada di kedai makan tidak mungkin ia tidak makan dan akhirnya Mika pun mengikuti raka untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang ke apartemennya.