"Kamu harus membuka matamu, aku tidak mau melihatmu seperti ini, mana alvaro yang tangguh dan kuat. Berbaring tidak berdaya seperti ini tidak cocok untukmu, kamu harus sadar. Apa kamu tidak kasihan padaku, tidak ada yang menjaga dan melindungiku. Aku bisa benar-benar tewas di tiang gantungan jika begini, apa itu yang kamu mau? Ayo buka matamu, Sayang." Zeline meratap sedih berharap Alvaro mendengar, tangis tidak bisa lagi di tahannya.
Berulangkali Zeline mengecup tangan Alvaro, merasakan hangatnya tangan itu. Mengenang betapa tangan itu selalu ingin melindunginya dengan berbagai cara, Zeline benar-benar tidak bisa membayangkan jika dia harus melalui hari tanpa Alvaro. Masih teringat jelas segala yang mereka lewati bersama, baik saat mereka sebelum kembali ke masalalu. Maupun akhir-akhir ini, Zeline mencium dalam tangan yang nadinya berdetak sangat pelan itu.