Seminggu sudah setelah kejadian hari itu, kehidupan mereka mulai normal kembali. Alvaro mulai merencanakan sesuatu, dia harus bisa menyingkirkan orang-orang yang selama ini sudah berbuat seenaknya. Yang memanfaatkan kekuasaan mereka untuk mengeruk kekayaan dan menguasai orang-orang lemah.
"Tuan apa hari ini kita jadi menemui presiden?" tanya Rafael.
"Nanti kita akan rapat lebih dulu, setelah mencapai suara bulat. Kita akan langsung menemui presiden," sahut Alvaro.
"Mau ke rumah presiden ya? Apa aku boleh ikut," timpal Lexis yang tiba-tiba datang.
"Apaan sih kamu ini, datang-datang langsung nimbrung. Mana bisa sembarang orang menemui presiden, kalau bisa semua orang mah seluruh rakyat mau menemuinya. Jangan aneh-aneh deh," omel Zeline yang sama-sama datang ke ruang makan untuk sarapan.