"Seharusnya kau bisa tenang, Nakula. Ini minumlah."
Air dingin yang disodorkan Jane diambil dan langsung ditenggak oleh Nakula. Bahkan sampai habis tadi tersisa.
"Nah tenangkan diri dahulu. Atau ingin mandi? Biar aku isi air hangat."
"Mandi bersama?"
Nakula sudah bisa menggoda jahil. Begitu ingin melihat wajah merona istrinya.
"Bisa kok. Tapi nanti jadinya bukan hangat. Melainkan panas."
"Seperti pipi ini ya?"
Nakula mengelus-elus pipi yang telah merona. Terasa hangat dan cenderung panas akibat ulahnya.
Kalau dipikir, mereka berdua, tampak seperti pasangan pengantin baru. Yang masih saling mengerti satu sama lain.
Apa lagi tanpa anak-anak begini. Benar-benar menjadikan mereka serasa pasangan yang sedang dimabuk cinta.
"Ish, kau menyebalkan memang. Seharusnya aku tidak perlu menenangkanmu. Biarkan saja kau marah-marah di sana dan orang akan melihat kita, lalu mereka akan melaporkan pada kepolisian."