Baskoro seperti orang yang tidak memiliki rasa malu. Dia dengan santai masuk ke dalam kantor Nakula, meski pun sudah dilarang oleh resepsionis dan petugas keamanan.
"Pak Anta."
Resepsionis menunduk takut. Dia menelepon berkali-kali ke ruangan Anta, sekretaris Nakula dan Nakula sendiri, tapi tidak ada jawaban.
"Maaf Pak, Bapak ini hendak bertemu dengan Pak Nakula. Saya sudah menelepon, dan tidak ada jawaban, saya suruh tunggu. Tapi bapak ini memaksa."
Anta memandang baskoro dengan tajam. Sebelumnya sudah diperingatkan oleh Nakula terkait mungkin akan ada kedatangan orang ini ke kantor.
"Maaf, Pak Nakula sedang ada rapat. Saya juga hanya sebentar untuk mengambil dokumen yang tertinggal."
Anta mengucap seperti itu saja. Karena dia begitu terburu-buru. Berbeda dengan resepsionis yang begitu takut jika harus ditinggal dengan orang yang kasar.
"Em, Pak Anta, jadi ini bagaimana?" tanya resepsionis lagi.
"Kau bawa ke bawah dulu saja. Nanti saya bilang Pak Nakula ada yang mencari."