"Apa kau bisa menungguku untuk menyelesaikan pekerjaan?"
Lama berpikir, Nakula ingin membuktikan sendiri jika Estelle memang anak dari ayahnya. Meski begitu dia tidak ingin gegabah juga.
"Berapa lama?" tanya Estelle.
"Sampai pukul tiga. Aku akan kembali. Selama menunggu kau bebas meminta makanan dan minuman kepada sekretarisku," ujar Nakula.
"Huh, saya sebenarnya malas menunggu. Hotel tempat saya menitipkan barang, harus check out pukul lima sore," sahut Estelle.
"Baiklah, aku akan memperpanjang waktu sewa. Asal kau tetap di sini dan tutup rapat mulutmu."
Estelle menaikkan sebelah alisnya. "Apa maksudmu dengan menutup rapat?" tanyanya.
"Tidak menyebar isu ini sampai terbukti kau anak dari ayah. Ini untuk menjaga dari hal buruk yang akan kita lalui di luar sana. Bukan hanya aku yang bisa hancur, tapi kau juga."
Estelle menggeleng tidak paham. Dia hanya seorang pengangguran yang bertemu teman untuk ke sini. Tidak membutuhkan reputasi apa pun.
