Di kediaman Hernandez, Jakarta.
Sandra menyisir rambutnya dengan perlahan. Terlihat enggan, tapi menjadi sesuatu yang wajib setelah mandi.
Riasannya tampak biasa. Dia memang tidak niat pergi ke mana-mana.
"Sayang, ada apa?" tanya Bara yang sejak tadi memperhatikan Sandra.
Sejak memulas skincare pagi di wajahnya, Sandra tampak melamun. Dia menghabiskan waktu lebih lama di depan cermin.
"Bara, aku tidak berhenti memikirkan Koto Djong. Apa dia akan benar-benar berakhir?" tanya Sandra, untuk ke sekian kalinya.
"Iya benar. Tapi hanya berganti nama dan kepemilikan. Ini lebih baik dibandingkan menunggu Koto bangkrut di tangan Brazleo."
Bara mengecup leher Sandra yang terbuka. Istrinya memang mengenakan pakaian dengan kerah yang rendah.
"Lalu pemiliknya siapa?" tanya Sandra.
"Ya, Nakula. Siapa lagi? Bocah itu sudah lebih baik dan maju kan sekarang," ujar Bara.
"Lalu statusku, bagaimana?" tanya Sandra.