"Laksanya enak ya, Jane."
Jade mengacungkan sumpit. Dia melebarkan mulut agar makanan bisa segera masuk ke dalam mulutnya.
Sementara Jane hanya memandang ke arah Nakula. Suaminya itu menatap Jade dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Em, kalian suami dan istri, makanlah dengan romantis. Aku akan ke dapur mengambil saus."
Jade mengangkat mangkuknya. Dia mengendap-endap pergi dari hadapan dua orang yang sedang dimabuk cinta tersebut.
"Kenapa saudarmu?" tanya Nakula yang seperti tidak tahu apa pun.
Saat laksa datang, Nakula memang sedang membuka pintu. Niatnya hendak meminta Jane untuk pulang. Tapi justru diminta makan bersama.
"Seharusnya aku yang tanya. Bukankah tatapan kau yang seperti orang mengajak perang begitu," ujar Jane berterus terang.
"Oh begitu ya. Syukurlah kalau dia sadar," sahut Nakula.
"Jadi sebenarnya, kau ini kenapa?" tanya Jane.
"Aku pada Jade, begitu?" Nakula justru balik bertanya. Dia sendiri juga heran dengan pertanyaan Jane.